Kamis, 08 Juli 2010

Sistem Navigasi KataHati - Sabar


Sabar adalah percaya bahwa sesuatu sedang berubah ke arah yang lebih baik, atau percaya bahwa proses yang kita inginkan sedang berlangsung, bahwa doa atau niat permintaan kita sedang di proses oleh komputer alam semesta milik Yang Mahatahu. Setelah optimal berikhtiar tidak ada yang bisa kita lakukan dan tidak ada yang perlu kita lakukan selain menanti dengan sabar.
Dengan begitu akan lebih mudah untuk kita bersikap sabar se¬hingga menimbulkan rasa nyaman di hati, tidak fokus pada masalah yang membuat ketidaknyamanan hati.
Dalam hal ini sabar adalah turunan dari syukur. Hanya orang yang syukur yang bisa bersabar karena dia bisa merasakan kenik¬matan di dalam hatinya; bahwa buah doanya sudah dia terima di dalam hati. Ibarat sedang memesan makanan di sebuah restoran yang ramai. Begitu kita menyampaikan pesanan dan membayar lalu mendapatkan tanda terima, saat itu kita sudah merasa senang, mera¬sa sudah mendapatkan, hanya tinggal menanti pesanan kita diantar. Inilah esensi kesabaran.
Sabar berarti menanti mencairnya masalah pulang ke dunia kuantum, dan menanti terwujudnya solusi (doa dan harapan) dari dunia kuantum ke dunia nyata. Mereka yang ikhlas bisa bersabar karena otaknya sanggup memahami relativitas waktu. Di dalam pikir¬an sadar, pada gelombang otak Beta, waktu terasa sangat nyata. Se¬mentara di dalam hati yang ikhlas, di gelombang otak Alfa misalnya, waktu relatif tidak terasa. Karena sanggup merasakan bahwa waktu adalah milik Tuhan, akhirnya orang yang ikhlas tidak kuasa memak¬sakan kehendaknya dan mampu bersabar dengan tenang.
Namun, sabar bukan berarti kita hanya duduk diam sambil terus-menerus memikirkan kapan pesanan kita akan datang. Kita harus tetap aktif berikhtiar dan fokus menjalankan aktivitas kita se¬hari-hari seperti biasanya. Rencana-rencana yang sudah dibuat tetap kita jalankan sebagaimana mestinya dengan memerhatikan kelekatan nafsu yang justru memunculkan energi yang menghalangi terjadinya hal yang sangat kita harapkan.
Barangkali Anda pernah mengalaminya ketika menanti pem¬bayaran, atau mengharapkan panggilan telepon dari seseorang atau berharap agar sifat seseorang berubah. Ketika sangat diharapkan, pembayaran itu sering kali malah terlambat, dan orang yang berjanji menelepon mungkin malah lupa tidak sempat menelepon karena tiba-tiba memiliki banyak kesibukan, dan sifat orang yang ingin kita ubah malah semakin menjengkelkan dan menjadi-jadi. Namun, be¬gitu kita berhenti berharap karena hati ikhlas dan disibukkan oleh rencana-rencana yang lain, tiba-tiba saja segala yang pernah kita inginkan berdatangan begitu saja. Seolah tanpa diundang.
Alam semesta kuantum ibarat sebuah mesin besar yang mem¬proses niat-niat Anda. Apa pun yang kita minta secara langsung maupun tidak langsung, akan kita dapatkan pada waktunya. Tapi sebagaimana seorang petani yang menebar benih, Anda juga harus mengerti bahwa dibutuhkan waktu yang berbeda-beda bagi setiap jenis benih untuk tumbuh, menjadi besar, dan buahnya siap untuk dipanen.
Jadi, apapun yang anda inginkan, setelah 100 % berikhtiar, serahkan saja hal itu sepenuhnya kepada Allah. Ikhlaskan sedemikian rupa sampai anda tidak mengingat lagi ( terlupa ) akan apa yang pernah anda minta karena merasa sudah mendapatkannya. Jika anda masih terus mengingat apa yang anda minta, berarti anda belum betul-betul lepas menyerahkannya. Anda akan mudah mendapatkannya setelah anda berhenti memikirkannya. Ikhlas.


untuk keterangan lebih lanjut silahkan baca buku Zona Ikhlas karya Erbe Sentanu....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar